Satu-satu ada jawaban,

Bismillahirrahmanirrahim 

Assalamualaikum semua? Semoga kita semua dalam keadaan sehat ya dan dalam keadaan yang secara sadar mensyukuri kesehatan yang kita punya. Aamiin.

Udah lama banget ngga sih? Iya udah luamaa banget ngga meluapkan curahan hati disini wkwkwk. Tadi sebelum nulis, aku baca satu postingan sebelumnya, yaitu di tahun 2024, bahasa chuaks ada banget di postingan itu😭😹

Hari ini aku mau sharing soal salah satu dilema aku, tentang pekerjaan. Meskipun di postingan sebelumnya aku bilang aku bersyukur dengan pekerjaan sekarang, ternyata masih ada ko perasaan menginginkan yang lebih (gajinya, pride, kebermanfaatan, dll). Karena ibuku juga mendorong aku untuk lebih berkembang dari yang sekarang. Awalnya, aku mikir, aku nyaman, aku ngga papa ko disini, tapi time by time aku jadi searah sama ibu, mungkin ada bumbu tidak enak juga antara hubungan anak ke ibu ini dan mungkin ada perasaan aku juga pengen bikin ibu bangga kali ya. Ada perasaan, aku udah kuliah sampe profesi di bidang kesehatan, kayanya bisa deh dapetin yang lebih dari ini. 

Saat perasaan itu muncul, aku otw ni ikutan CPNS tahun 2024, tapi di pertengahan tahun 2024 qadarullah bapa sakit, sampai sekarang bapa masih butuh bantuan dalam melakukan kebutuhan dasarnya. Mungkin temen-temen tridam yang baca ini, bisa langsung inget matkul KDM kali yak, bukan Kang Dedi Mulyadi yang sedang viral yak wkwkwk

Momen itu, suasana itu, perasaan itukaya deja vu, tapi masyaAllah ibu masih mendorong aku buat ikutan CPNS. (Semoga ada formasi deket rumah ya pas ada recruitment) Tapi, hari ini, aku punya hal yang menentramkan gitu, ada pilihan yang kayanya lebih baik aja kalau memang ngga ada formasi yg deket. Kayanya emang ngga papa banget kalau aku tetep kerja di tempat sekarang. Alasannya, hati aku kayanya ngga bisa aja liat ibu sendirian ngurusin bapa sama toko (kalau aku dapet pekerjaan yg lebih baik di luar kota), karena itu cape banget, sekarang aja ngurusin semuanya berdua (aku+ibu) ada banget rasa lelahnya, hampanya ketika kehasut ego. Kedua, setelah melihat beberapa video ceramah, berbakti ke orang tua keknya masih menempati kedudukan lebih tinggi daripada pekerjaan. Ketiga, aku bisa hidup bareng ibu sama bapa, dimana waktu ngga bisa diulang, kayanya ini yang dikatain sama Bang Radit, ini kita lagi beli waktu untuk membuat memori, emang mahal banget rasanya. Karena ada pengorbanan. Kata ust Adi juga, boleh jadi yang terjadi saat ini mempunyai keberkahan yang lebih dibandingkan dengan keinginan yang tidak terjadi, karena bisa jadi keinginan itu ngga cukup baik untuk kita. Kita hanya tau masa kini, sedang Allah tau masa depan. Ucap ust. Adi yang cukup nenangin ini!

Relate banget ya sama jargon pramuka di SMA, hidup adalah pengorbanan dan pengabdian 👍🏻

Kayanya live with the flow, ngga ada salahnya juga. Tapi dengan catatan, kita selalu tetap usahain yang sedang kita lakukan. Kalau kata ibu guru PKn di SMA, lakukan dengan hati. Tapi, jujur dalam prosesnya susah banget mencapai ikhlas itu. 

Kalau inget ungkapan sahabat nabi, apa yang kejadian pada diri kita itu rezeki kita, kalau rezeki kita ngga ada namanya ketinggalan, pasti nanti juga akan dateng ke kita. Jadi, berdoa sih terus aja supaya selalu didekatkan dan didatangkan dengan rezeki-rezeki baik. 

Kayanya hidup itu, tentang menjalani saja yang menjadi perintah-Nya, tapi kadang dari yang selain itu, yang lebih memeras pikiran yak.

Aku selalu ingin bilang terima kasih kepada semua yang udah datang dan kenal sama aku, terutama temen-temen, karena aku ngga boong, niat baik dalam hidupku itu salah satunya muncul dari pengalaman aku bersama teman-teman. Dan tentunya doa ibu sama bapa, yang selalu doain anaknya jadi anak yang baik. 

Terima kasih banyak ya.

Komentar

Postingan Populer