Caper yuk!

Bismilahirrahmanirrahim
Kemarin aku dapet semangat baru dan serasa di charger diri gitu, karena apa, yaitu karena aku dapet materi yang ngingetin untuk berbenah diri menjadi lebih baik, kita ngenalnya "kajian". Judul materinya itu kewajiban kita sebagai anak terhadap orangtua (part 2). 
Ummi bilang kalau kita sebagai perempuan prioritasnya akan berubah nanti setelah nikah, yaitu nanti kita taat kepada suami, itu menandakan dari status kita anak yang sepenuhnya taat kepada kedua orangtua kelak akan berubah. Jadi kalau misalnya mau berbakti jangan nunggu nanti-nanti, apalagi cewek, karena nanti takut waktunya sudah berganti. Dan nanti takut waktu kita keburu habis di dunia.
Kalimatnya kurang lebih intinya gitu, kalau diri aku sendiri aku meresponnya "oh iyaya, kenapa engga kepikiran, kenapa baru ngeh". Itu kalau aku. Tentunya pasti akan berbeda denganmu. Padahal kalau dipikir-pikir itu hal yang simpel dan hal yang ada disamping kita tapi kadang kita ga respon atau malah engga peka. Astagfirullah...
Kalau materi tentang kewajiban anak terhadap orangtuanya nanti bakal aku post di halaman yang akan datang aja ya, soalnya aku part 1 nya kebetulan engga ikut. Oh iya jadi inget lagi kata-kata Ummi dama Ustadz nya yang bilang gini "Harusnya kita itu merasa rugi kalau engga ikut ke kajian atau majelis-majelis ilmu agama". Disitu langsung kaya ditampar gitu, karena aku yang suka beralesan gaada temen ke tempat kajiannya, gaada yang boncengin, lagi limit uang lah buat pesen gojek dan banyak alesan yang bikin aku engga jadi ke kajian (JANGAN DITIRU, nanti berat, kamu gaakan kuat, aku juga nyesel ko).
Oke, terus apa hubungannya nih sama CAPER? Baiklah Mimil mulai bercerita. Jadi sebenernya kita boleh caper engga sih? Boleh. Lah ko, kenapa? Iya boleh, asal capernya ke Allah, bukan ke makhluknya apalagi yang bukan muhrim. 
Kalau aku nyimpulin itu pas di kajian, reaction aku gini, "Oh iyaya, kenapa kita cape-cape caper dan berharap ke manusia yang belum tentu bales usaha kita sesuai apa yang telah kita lakuin ke dia. Yang udah jelas dan gabakal php malah engga dilakuin, yaitu caper ke Allah, Dzat yang Maha Besar, yang bisa mengalahkan besarnya masalah yang kamu hadapi sekaranng. Ya Allah, terima kasih atas nikmat ini (auto merasa diri ini kecil dan berdosa lalu inget buat ucapin hamdalah)."
Oke selanjutnya aku mau berbagi tentang contohnya gimana nih kalo caper kepada-Nya? Sepemahaman aku dan dengan aku melihat Ummi sama Ustadz, jawabannya yaitu berbuat kebaikan dengan niat karena Allah. Analoginya gini, kamu lagi pengen nilai bagus dari dosen, tentunya kamu berusaha untuk mencapai nilai yang bagus meliputi kognitif, afektif dan psikomotor kan. Nah ada poin afektif tuh, yang berarti sikap. Lalu kita pun tentunya akan memperlihatkan sikap baik kita terhadap dosen dengan harapan itu menjadi nilai tambah dimata mereka terhadap kita. Nah gitu kan yang namanya caper?
Nah, ke Allah juga sama kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebenernya analogi tadi bisa juga cara kita berbuat kebaikan karena Allah, coba baca lagi kalimat ini "Lalu kita pun tentunya akan memperlihatkan sikap baik kita terhadap dosen dengan harapan itu menjadi nilai tambah dimata mereka terhadap kita." kalimat ini terdeteksi kalau niat kita salah, yaitu kita niatinnya untuk dunia, bukan untuk-Nya. Coba kalau gini, aku mau merealisasikan berbuat baik kepada orang banyak mulai hari ini, karena dengan itu aku bisa menabung amal kebaikan yang bisa membantu aku di alam setelah dunia. Coba kalau gitu. Jadi inget lagi kata-kata Ummi, "Pokoknya semua kegiatan yang kita lakuin sekarang niatin buat berbuat baik, niatin itu semua untuk mencari ridho-Nya, caperlah ke Allah istilahnya gitu cu."
Alhamdulillah aku dapet semangat itu, dan aku juga berharap kalian yang baca ini sampai palagraf ini juga merasakan kenikmatan dan semangat baru yang aku rasain sekarang. Dan tentunya kita sama-sama, bareng-bareng, together untuk melakukan kebaikan di jalan-Nya. Semoga kita juga bisa move dari yang niatnya buat manusia menjadi niat karena Allah.
Aku menulis ini dengan semangat dan dengan hati yang tulus, semoga kalian bisa ambil sisi positif nya aja ya, kalo sisi negatifnya itu pure timbul dari ketidakmapuan Mimil untuk menyadari (kahilapan), makanya yuk saling ingetin yaa. Biar kita engga diem aja di tempat yang sama dan dalam keadaan yang gitu-gitu aja (kebiasaan buruk).

Nb: Mimil tidak mau dibilang menggurui karena Mimil juga disini masih belajar, tapi niat Mimil adalah buat ngingetin Mimil di masa depan dan buat berbagi nikmat yang Mimil rasain kemarin sore. Biar temen-temen Mimil yang Mimil sayangi juga bisa merasakannya (harapannya). Inget, Mimil engga maksud untuk menggurui. Salam manis, dari Mimil untuk kamu yang baca halaman ini. Terima kasih sudah baca sampe kalimat ini. :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer